“Apa dia anakmu, sampai kamu harus turun tangan menanganinya sendiri? Hmm. Jawab, Mas!” Manik Andre melebar, sementara dadanya seperti ditinju oleh ratusan tangan. Sesak luar biasa, mendengar pertanyaan sang istri yang sarat tuduhan. Andre sama sekali tidak menyangka, Lujeng mencurigainya sedemikian keji. Ia terima jika Lujeng marah karena ia belum jujur telah telah memeriksa Tamara. Ia sangat paham, perasaan Lujeng yang saat ini begitu sensitif. Namun Andre sama sekali tak menyangka Lujeng menuduhnya, mencurigainya, jika bayi yang dikandung Tamara adalah darah dagingnya. Rahang Andre mengeras, tangannya terkepal kuat disertai dadanya yang kini naik turun. Lelaki itu tengah berusaha mengendalikan amarahnya. Ia tidak ingin pertengkarannya dengan sang istri semakin menjadi. Andini yang me