Bab 65

1640 Kata

Lujeng menatap hampa ranjang yang biasa ia tiduri bersama sang suami selama beberapa bulan terakhir ini. Sudah pukul dua belas malam, tetapi ia sama sekali tak merasakan kantuk. Gundah di hatinya membuatnya masih terjaga hingga kini, meski sesungguhnya hati dan fisiknya begitu letih. Lujeng menghela napas, dipandanginya lagi bulan yang berpendar indah di angkasa sana, yang berdampingan dengan kerlip bintang. Malam ini begitu cerah dan indah. Berbanding terbalik dengan hidupnya yang kini terasa begitu gersang, karena sejak pertengkarannya tadi sore Andre sama sekali tidak menghubunginya dan juga entah pergi ke mana lelaki itu. Pikiran Lujeng lantas memutar pertemuannya dengan Tamara empat jam yang lalu. Tamara menemuinya di rumah dan menjelaskan semuanya. Jika memang bayi yang dikandung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN