Aksa berdiri mematung melihat ruang kerjanya yang berantakan. Addara memekik pelan. "A-apa yang terjadi?" Addara tak percaya melihat pemandangan di hadapannya. "Sayang, sebaiknya kita tidak tidur di rumah malam ini. Apartemenmu mungkin jadi tempat terbaik untuk sementara waktu. Ok?" Aksa merangkul istrinya. Addara mengangguk, "O-ok. Aku bereskan baju sekarang. Al, bantu aku ya?" Malika tidak sanggup berkata kata, ia hanya mengikuti Addara masuk ke kamar tidurnya. "Maha, orang itu tahu kalau aku laptop ayah ada di tanganku. Bisa jadi dia berusaha mencari laptop itu di sini. Sepertinya dia berpikiran kalau aku menyimpannya di rumah," Aksa menghela nafas. "Iya kamu benar," Maha mengangguk. "Apa yang ada di dalam laptop itu yang hendak ia cari?" "Entahlah.. Setidaknya tadi ibu aku