"Kamu mau pergi bersamaku?" Hanna tersenyum lebar. "Ke-kenapa?" Hanna langsung mengerutkan keningnya. Ah, kenapa aku harus bertanya KENAPA?? "Apa ya?" Jester menggaruk rambutnya. "Pertanyaannya sulit aku jawab. Hanna, ini hanya mengingatkanku saat ujian di sekolah. Sulit, sulit.." Jester mengacak ngacak rambutnya, "Aku lemah dalam berpikir." Hanna tertawa terbahak bahak, "Satu tambah satu berapa?" "Berapa?" Jester meminta Hanna mengulangnya. Hanna semakin keras tertawa, "Aku mengetes kecepatan berpikirmu. Satu tambah satu, Jes. Berapa?" Jester ikut tertawa, "Kamu lihat sendiri. Aku lambat. Jangan bertanya yang susah susah." Hanna akhirnya berhenti tertawa, "Ya sudah, aku tidak akan bertanya. Kita masuk dulu." Jester tiba tiba dengan berani menarik tangan Hanna. Hanna dengan gug