Gerimis pagi itu hampir merata mengguyur kota Surabaya. Membangkitkan rasa malas sebagian orang untuk beraktivitas. Tapi tidak dengan seorang pria umur lima puluh lima tahun yang sedang menikmati secangkir kopi di ruangan pribadinya. Sebuah kamar ukuran enam kali empat meter yang menjadi ruang kerjanya di rumah megah itu. Pak Danang tidak sabar menunggu hari beranjak siang. Dari kaca besar di ruangan itu ia bisa melihat rintik hujan di luar sana. Angannya mengembara. Membayangkan seorang pria muda memeluknya dan memanggilnya Papa. Ia rindu dengan sosok Hans yang begitu dekat dengan dirinya lima belas tahun yang lalu. Hans kecil memandangnya penuh cinta, tapi sekarang yang nampak hanya kebencian. "Aku sudah curiga kalau, Mas, selingkuh sejak beberapa bulan yang lalu. Saat aku menemukan re