Tatapan Hans laksana mata singa, diam tapi tajam dan menakutkan. Ia tidak bicara apa-apa. Tapi Brian tahu, kalau pria didepannya ini kecewa. "Apa yang kamu tahu tentang perasaanku terhadap istrimu?" Berani sekali Brian menanyakan hal itu. "Aku tidak akan menjawab apa yang bisa membuat diriku sendiri terluka." Brian tersenyum tipis. Mendengar jawaban Hans. Dia juga tidak akan mengungkapkan apa yang dirasa. Kalau dia bicara, jadi apa bedanya dia dengan kakak perempuannya. Dari pernikahan kilat dan kegagalan kemarin, Brian tahu bagaimana jatuh cinta yang sebenarnya. Bukan seperti nafsu yang sering diumbarnya. "Ada lagi yang ingin kamu utarakan?" "Nggak ada. Tapi aku senang bisa bicara denganmu kayak gini. Mungkin ini yang dinamakan persaingan sempurna. Aku tidak akan curang dibelakangmu.