Langit sore mulai berubah keemasan saat Elenora melangkah menyusuri lorong rumah sakit. Sepanjang hari ia sudah sibuk mengurus berbagai pasien, dan sekarang sudah bisa pulang. Tapi dia ingin mengunjungi Dante dulu, sebelum pulang. Dari kejauhan, suara tawa kecil dan perbincangan hangat terdengar dari balik pintu kamar pasien yang sedikit terbuka. Senyum tipis terukir di bibir Elenora, mendengar tawa Dante. Ia mengetuk pintu pelan sebelum masuk. "Permisi... boleh aku ikut bergabung?" Dante yang sedang duduk di tempat tidurnya langsung menoleh. Wajahnya yang mungil tampak lebih cerah hari ini, dan mata bulatnya berbinar melihat Elenora. "Kak Nora!" serunya senang. Di samping tempat tidur, Yuni—ibu Dante—menoleh dengan senyum hangat, sementara bibi Dina yang duduk di kursi sebelahnya ju