93. Menjaga Jarak

1878 Kata

Sampai di rumah saat subuh menjelang. Ayah dan Ibu menyambut kedatanganku dengan suka cita. Saat aku baru berangkat tadi, sengaja aku menelepon Ibu dan mengatakan bahwa aku akan pulang. Betapa mereka bahagia dapat melihatku kembali setelah sekian bulan lamanya. Bahkan Ibu langsung memeluk tubuhku dengan eratnya. "Zi, Ibu sangat merindukanmu. Kenapa kau lama sekali tidak lagi pulang setelah menikah." Ibu berkata demikian lalu mencium kedua pipiku. Ayah yang berdiri di belakang Ibu juga terlihat berkaca-kaca melihatku. Mungkin mereka juga sangat merindukanku. Maklumlah, aku ini anak perempuan satu-satunya yaang mereka miliki. Sudah pasti rasa rindu itu akan selalu ada di hati mereka. "Ayah!" Aku tersenyum lebar pada beliau. Melepaskan pelukan Ibu setelahnya mendekap erat tubuh Ayah yang ku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN