Pagi ini aku mengawali hari dengan tidak bersemangat. Apalagi jika bukan karena Restu. Lelaki itu benar-benar menguji kesabaranku. Sudah hampir satu minggu lamanya hanya mengirim pesan yang pria itu lakukan. Tidak ada telepon apalagi menemuiku. Baiklah, sepertinya aku memang harus menenangkan diri untuk mengembalikan suasana hatiku agar membaik seperti dulu lagi. Seperti saat sebelum kehadiran Restu dalam kehidupanku. Keluar dari dalam kamar langsung menuju meja makan. Mama tampak sedang membantu Asisten Rumah Tangga menyiapkan makanan. "Selamat pagi, Ma!" sapaku. Mama tersenyum menyambutku. "Selamat pagi, Zi. Ayo, duduklah kita sarapan." "Terima kasih, Ma." Aku menyeret kursi dan mulai duduk berhadapan dengan Mama. "Papa kapan pulang, Ma?" tanyaku karena selama tinggal di rumah