"Selamat pagi, Tari!" kusapa gadis yang duduk di balik meja resepsionis berada di lobi kecil kantor wedding organizer tempatku mencari nafkah selama beberapa tahun ini. Senyum Tari merekah menyambut kehadiranku. Dia berdiri dan menggodaku. "Cie ... ceria sekali pagi ini. Ehem!" Aku membelalakkan mata lalu menggeleng menanggapi candaannya. "Apaan, ish!" kataku sambil tersenyum malu-malu. Padahal tidak ada yang spesial dengan pertemuanku dengan Restu tadi malam, tapi tetap saja pipi ini memanas hanya karena candaannya. "Gimana, Kak? Sudah clear, kan?" tanyanya. Aku memilih duduk di sofa karena rasanya tidak akan kuat berlama-lama berdiri. Tari pun mengikutiku. Duduk di sofa yang sama denganku. Kuhela napas. Lalu menjawab apa yang tadi Tari tanyakan. "Apanya yang clear?" "Ya, masalah ka