Saat aku ke luar kamar dengan mata fokus pada ponsel untuk memesan ojek online yang akan mengantarku pergi ke kantor, di saat itu pula aku melihat Restu datang dengan wajah lelahnya. Melihatku, lelaki itu tersenyum dan berdiri di bawah tangga. "Sudah mau berangkat?" tanyanya menatapku dengan sorot mata sayu. Aku menganggukkan kepala lalu menjawab, "Ya." "Ayo aku antar." "Tidak. Aku sudah order taxi online." Restu mendekat lalu meraih tanganku. "Maaf. Semalam aku tidak pulang." "Tidak mengapa. Aku berangkat dulu. Taxi yang aku pesan sudah datang." Kutarik tangan yang tadi ia genggam. Aku berusaha menahan diri untuk tidak marah atau kesal kepadanya. Terlebih melihat wajah lelah yang lelaki itu tunjukkan hanya membuatku merasa iba saja. Aku meninggalkan dia yang masih berdiri dala