Dua puluh dua tahun umurku ketika aku merasakan cinta pertamaku. Dua puluh dua tahun umurku ketika aku merasakan patah hati ku yang pertama kali. Dua puluh dua tahun umurku ketika aku memperoleh segalanya hanya untuk kehilangan segalanya. *** Aku menutup buku tulisku dan memasukkannya kembali ke dalam tas jinjingku tepat ketika kulihat bus yang kutunggu datang. Kunaikkan tas ke bahuku sebelum melompat masuk ke dalam bus. Pria yang duduk di belakang kemudi bus menerima tiket yang kusodorkan dan menyobeknya sebelum mempersilahkanku untuk memiliih tempat duduk di dalam bus yang kosong. Perlahan, aku berjalan ke deretan tengah bus dan mendudukan tubuhku ke salah satu kursinya yang kosong sebelum bus mulai melaju. Mataku menatap deretan rumah yang berjalan menyamping ketika bus mulai berge