Aku terbangun dengan kepala berat seakan habis menghabiskan semalaman di club malam. Hidungku tersumbat dan tenggorokanku terasa panas. Kubuka mataku perlahan sambil berusaha mencari Dillan. “Di..?” panggilku dengan suara serak. “Iya Ky?” terdengar suaranya menjawab dari bawah ku. Tak lama kepalanya muncul di sisi kasurku. Rupanya dia tidur di lantai semalaman. Aku merasa sedikit bersalah atas apa yang kuucapkan kepadanya kemarin. Bagaimanapun Dillan masih memperlakukanku dengan baik selama ini. “Ada air nggak? Tenggorokanku sakit.” Dillan segera bangkit dan mengambilkan sebotol air minum sebelum menyerahkannya padaku. Tangannya terulur meraba dahiku. “Badanmu hangat, Ky. Jangan-jangan kamu sakit setelah kehujanan kemarin.” Nada suaranya terdengar khawatir. Aku menggelengkan kepal