Aku berjalan terhuyung huyung menaiki tangga gedungku. Kepalaku masih melayang akibat terlalu banyaknya minuman yang kutenggak. Ditambah apa yang barusan kulalui bersama Ian, membuat rasa mual mulai menggelanyut di perutku. Sekuat tenaga aku merangkak ke atas, sambil mengodok odok tasku mencari kunci apartemen. Aku berdiri beberapa saat berkutat dengan kunci di depan pintu apartemenku sebelum akhirnya berhasil.Tanpa sadar ada seseorang yang berdiri di belakangku. Menungguku memasuki apartemen. Sepasang tangan mendorong tubuhku kuat-kuat begitu aku berjalan melewati pintu depan.Kepalaku menghantam meja makan sebelum aku tersungkur ke lantai, membuat pandanganku gelap beberapa saat. Kudengar pintu apartemenku terbanting menutup bersamaan dengan kembalinya pengelihatanku. Seketika kubali