Dua minggu lamanya aku meringkuk diatas ranjangku, tidak mengindahkan handphone ku yang terus berdering setiap beberapa jam. Beberapa kali Bobby datang menggedor pintu apartemenku, meneriakkan namaku.
“Kyra! Sialan! Buka pintu! Aku tahu kamu ada di dalam, aku bisa mendengar dering handphone mu.”
Setelah kubiarkan beberapa menit, pria itu menyerah dan pergi sebelum berteriak berjanji akan kembali lagi. Satu satunya yang membuatku turun dari ranjang adalah ketika hendak ke toilet atau perutku berbunyi. Yang langsung kujejal dengan makanan apapun yang tersisa di lemari.
Aku sedang duduk sambil mengunyah sepotong roti ketika handphoneku berbunyi untuk kesekian kalinya hari itu. Kulirik nama yang muncul. Bukan Bobby, tapi Riri.
Oh Sialan! Aku lupa belum mentransfer uang bulananku padanya.
