Esok harinya, saat sarapan, meja dipenuhi oleh makanan. Seperti pesta, padahal tidak sama sekali. Elang terbingung-bingung, entah apa yang membuat istri satunya itu memasak banyak makanan. Kemungkinan akan cukup hingga nanti malam atau bahkan hingga besok pagi jika tak basi. Elang juga tak niat bertanya, dia membiarkan Sabina melakukan apapun yang dia suka. Semua makanan yang ada di hadapan mereka adalah masakan Sabina. Istri yang paling rajin memang hanya Sabina. Sementara Clarista, dia menjadikan kehamilannya sebagai alasan untuk tidak mengerjakan apapun walaupun memang Sabina yang melarang. Berulang kali Sabina debat dengannya hanya karena masalah itu. Elang hanya tak suka jika seseorang terlalu membela Clarista. Ingat, Elang memang menerima Clarista tapi bukan berarti dia memaafk