"JALANG!" umpat Elang pada Clarista. Dia menunjuk gadis itu dengan murka. Tak mau mendiamkan Clarista di tempatnya, Elang buru-buru menarik gadis yang masih terkejut itu. Dia benar-benar tak percaya, ternyata anak yang dikandung Clarista bukanlah anaknya. Hati Elang bagai teriris-iris, tertampar kerasa oleh fakta menjijikan itu. Sementara itu, Clarista sudah terisak, pipinya banjir air mata. Selain itu, dia juga berkeringat dingin, semua yang ingin dia sampaikan secara langsung dengan Elang, justru tidak sesuai ekspetasinya. "Elang dengerin aku dulu ...." Clarista memohon, menahan dirinya agar Elang berhenti menariknya. Dia masih menangis. Permohonan Clarista itu bagai angin lalu untuk Elang. Dia sudah menghancurkan perasaan Elang, menjatuhkannya dan membuatnya pecah berkeping-kepin