Chapter-Hari Spesial

1282 Kata

Berulang kali Sabina menghela napas karena merasa bosan sendirian di ruangan dengan nuansa putih ini. Dari tadi ia hanya bisa memiringkan badan ke kanan dan kiri, juga sesekali menonton televisi atau memainkan ponsel miliknya. Bukan tak sedih lagi, tapi Sabina ingin pikirannya tak memikirkan segala sesuatu yang membuat keadaannya semakin memburuk. Meski sungguh, apa yang Elang katakan tadi sangat membuatnya hancur. Bahkan setelah Elang pergi, ia langsung menangis tersedu-sedu. Sekarang ia yakin, kedua matanya membengkak. Sabina terus-terusan menguatkan dirinya sendiri dengan pikiran positif. Toh, ia juga belum tahu pasti, apakah yang Dokter Rehan bilang itu betulan terjadi. Beberapa menit lalu perawat masuk membawa makanan untuknya, juga sekalian obat yang harus Sabina minum. Send

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN