CHAPTER SERATUS DELAPAN : Hardest Moment (1)

2177 Kata

                Bu Anggraeni yang tengah berbincang dengan Darwis tercengang mendapati Putri sulungnya yang tidak menengok ke kanan maupun ke kiri, namun setengah berlari menuju badan mobil. Pak Tatang yang melihat hal itu juga langsung memencet remote mobil dan memanaskan mesin tanpa bertanya apapun. Dia merasa tidak berhak melakukannya, seakan paham batasan.                                                        “Saya permisi dulu, Mas Darwis. Eng.., sekalian, saya mewakili Anak saya juga, Marsha. Kelihatannya..,” Bu Anggraeni menggantung kalimatnya.                 Darwis sepertinya mengerti ada sesuatu yang telah terjadi. Dia menengarai, ada ketegangan antara Marshanda dengan Devanno. Namun sungguh tidak beretika bila dia menanyakannya. Ia segera mengangguk sopan.                 “B

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN