Dibuang Sayang 5 | Ali bin Abu Khalid | Keputusan Bulat

1730 Kata

Beberapa tahun tahun kemudian., Ponorogo, Indonesia., Seorang pria yang usianya sudah kepala 3 berjalan menuju pintu dapur. Buya dan Umi mereka tetap diam dan tidak mau bersuara karena tahu putra mereka hendak memberi kejutan. “Assalamu’alaikum,” ucap pria itu sambil mengetuk pintu dapur yang terbuka lebar. “Wa’alaikumussalam,” jawab mereka semua yang berada di dapur, langsung menoleh ke arah pintu. Beberapa orang terkejut melihat siapa yang datang. “Hah? Cucuku?” Wanita senja itu bangkit dari kursi dengan gerakan tiba-tiba. “Cucuku, Ali Sayang.” “Jiddah, hati-hati.” Khalid sigap menuntun sang Umi berjalan mendekati putranya—Ali bin Abu Khalid. Hamzah tersenyum lebar. Namun, karena dia masih lelah akibat olahraga kaki tadi, ia memilih duduk saja. “Kenapa kamu tidak bilang-bilang ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN