Bab 121. MSB | Nikmat Yang Tidak Didustakan

1781 Kata

Ayesha termenung sembari mengingat kebahagiaan yang Allah berikan padanya tiada putus. Nikmat ini wajib disyukuri agar berkah dan semakin bertambah, pikirnya. Di sela-sela pikiran melalang buana, tiba-tiba ia teringat niatnya berpuasa hari ini. Khalid yang duduk di depannya masih sibuk dengan kitab suci Al-Qur’an. Ayesha tidak berani bersuara. Jarum jam masih menunjukkan pukul pagi dini hari, sepertiga malam terakhir. “Abang masih sibuk, nanyanya kapan ya? Keburu imsak,” batin Ayesha sambil menarik napas panjang. Kakinya pegal karena berada di posisi tahiyat akhir sejak selesai tahajud tadi. Ia meluruskan kedua kakinya hingga tidak sengaja menyenggol buku tulis di dekatnya berbunyi cukup nyaring. Khalid berhenti bersuara. Melanjutkan satu ayat lagi, kemudian ia menutup dan mengakhiri k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN