Ayesha termenung sembari mengingat kebahagiaan yang Allah berikan padanya tiada putus. Nikmat ini wajib disyukuri agar berkah dan semakin bertambah, pikirnya. Di sela-sela pikiran melalang buana, tiba-tiba ia teringat niatnya berpuasa hari ini. Khalid yang duduk di depannya masih sibuk dengan kitab suci Al-Qur’an. Ayesha tidak berani bersuara. Jarum jam masih menunjukkan pukul pagi dini hari, sepertiga malam terakhir. “Abang masih sibuk, nanyanya kapan ya? Keburu imsak,” batin Ayesha sambil menarik napas panjang. Kakinya pegal karena berada di posisi tahiyat akhir sejak selesai tahajud tadi. Ia meluruskan kedua kakinya hingga tidak sengaja menyenggol buku tulis di dekatnya berbunyi cukup nyaring. Khalid berhenti bersuara. Melanjutkan satu ayat lagi, kemudian ia menutup dan mengakhiri k

