Khalid tetap mengamati sayur mayur dan buah yang ada di sekitar mereka, tetapi matanya mengawasi dengan jeli setiap gerak-gerik sang istri yang sedang berjalan melihat-lihat kebun bersama bibi Hafsah. “Ayesha, duduk aja di teras belakang. Jangan banyak berdiri kamu, Nak.” Husein memberi saran. Hafsah melirik keponakannya yang masih asyik memilih pepaya di sana. “Iya ‘kan, Abi. Ayo, Nak. Kita balik aja.” “Ammah, ini pepayanya udah masak kayaknya.” Ayesha memegang buah pepaya yang bisa dijangkau. Bukan ia tidak mengindahkan nasihat dan saran paman, bibi, dan suaminya, tetapi naluri ibu hamil kala menginginkan sesuatu harus dipenuhi. “Yang mana? Mau yang itu?” tanya Hafsah mendekati Ayesha. Khalid berjalan cepat mendekati mereka. Dari jauh saja, dia tahu kalau pepaya yang diinginkan istr

