Ayesha mengusap tangan kanan sang Ukhti, berusaha menenangkannya. “Allah sedang memperingatkan kita, Ukh. Atau mungkin Allah sedang menguji tingkat keimanan kita.” Zainab tersenyum sambil menyeka air matanya. “Iya, Sha. Ukhti sama Akhi juga selalu berhusnudzhon sama Allah.” Dia melirik sang Umi. “Alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan untuk mengurus Aisyah.” Mata Asiyah sudah berkaca-kaca. Dia tahu kekhawatiran putrinya bila Allah menyudahi tanggung jawab mengurus Aisyah, pasti hati putrinya hancur. Namun, takdir Allah adalah mutlak. Ayesha mengecup tangan kanan sang Ukhti. “Alhamdulillah, Ukhti. Ukhti jangan sedih lagi. Kita harus banyak-banyak bersyukur sama Allah.” Ucapan Ayesha mengingatkan dirinya akan sikap dirinya dan sang suami yang kurang bersyukur terhadap pemberian Tuha

