Khalid melebarkan senyuman, melihat wajah bahagia Ayesha siang ini. “Istri Abang bahagia sekali sepertinya.” “Alhamdulillah, memang benar, Sayang.” Ayesha mencondongkan tubuh ke arah suaminya yang sedang menyetir. “Terima kasih, Sayang. Sudah mau jemput istrinya ke rumah.” Dia tertawa dan membelai wajah cantik itu. “Kenapa harus pakai terima kasih segala, Sayang. Kamu ini lucu sekali.” Ayesha tersenyum bahagia, menarik napas panjang sambil mengusap perut. “Karena Abang sudah memberi izin Ayesha untuk bertemu Nabila dan Emi. Abang capek-capek dari kampus, jemput ke rumah. Nanti balik lagi ke sana.” Khalid melirik istrinya sekilas. Dia hanya tersenyum menanggapi ucapan sang istri. “Sebelum mereka pergi jauh, Ayesha mau bertemu mereka sekaligus menyemangati Nabila. Ayesha yakin, Allah s

