Bab 110. MSB | Kelapangan Hati Ayesha atas Cinta Nabila

2392 Kata

Mereka menikmati sandwich bersama di pinggiran sungai Nil. Duduk beralaskan karpet yang tidak terlalu tebal, ditemani dengan banyak cemilan. “Aku tidak menyangka akan senikmat ini kalau punya teman yang satu frekuensi,” ucap Nabila sambil duduk memeluk dua lutut sambil meneguk teh hangat yang sedang dipegang. Emi dan Ayesha menoleh ke arahnya. Sambil mengunyah, Emi menyahut, “Kalau begitu kau harus bersyukur punya teman seperti aku.” Mereka tertawa mendengar sahutan Emi. “Ya, ya, ya. Emi, kau itu bukan teman, tapi saudaraku.” “Lalu, bagaimana denganku?” tanya Ayesha sambil menyuap sandwich terakhir di tangannya. Nabila tersenyum. “Kamu perlu diseleksi Ayesha. Kamu adalah calon sahabat yang nantinya akan menjadi orang terdekatku juga.” Ayesha mengangguk dan tertawa. Bila melihat raut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN