Hari-hari pertama sebagai orangtua menjadi babak yang benar-benar berbeda bagi Afkar dan Iqlima. Setelah pulang dari rumah sakit, rumah mereka tidak pernah lagi benar-benar sunyi. Tangisan Bryanka yang minta disusui atau diganti popok terdengar setiap beberapa jam sekali, membangunkan keduanya di tengah malam seperti alarm alami yang tidak pernah salah waktu. Di minggu kedua setelah kepulangan mereka, pagi-pagi sekali Iqlima terbangun lebih dulu karena suara rengekan kecil Bryanka. Dengan mata masih berat, dia berusaha bangkit, namun sebelum sempat melangkah, tangan Afkar menahan lengannya. “Biar Mas saja, kamu masih butuh istirahat,” ucap Afkar lembut. Iqlima menatap suaminya yang tampak setengah mengantuk, rambutnya awut-awutan, dan mata masih sembab karena kurang tidur. Tapi ada s