Apa yang terjadi pada istrinya benar-benar mengubah sudut pandang Afkar. Sahabat yang selama ini dia kira bisa dipercayai sepenuh hati ternyata juga bisa berkhianat di belakangnya.
Dan atas kejadian ini, sudah tentu Afkar menyalahkan dirinya sendiri. Jika saja dia tidak meminta Iqlima hanya duduk diam dan menunggu kepulangannya, mungkin hal semacam ini tidak akan terjadi.
Meski sesalnya begitu dalam, bukan berarti Afkar ingin terus meratapi apa yang sudah terjadi. Dia tahu, jika dia tenggelam dalam rasa bersalah, maka Iqlima pun akan semakin bersedih.
Karena itulah, dia memilih berlagak tabah, meski sesungguhnya luka di hatinya menganga begitu lebar.
Bagaimana tidak? Baru saja dia selesai menghadapi pengkhianatan Antonio Walandouw, seseorang yang selama ini begitu dipercayainya, kini
