Selepas kepergian Afkar, Iqlima masih terpaku di tempat duduknya. Tubuhnya tidak bergerak, hanya matanya yang sesekali berkedip, seolah menahan limpahan emosi yang siap meledak. Wajahnya kosong, namun sorot matanya penuh gejolak. Diamnya bukan sekadar hening, tetapi menyimpan begitu banyak makna yang bahkan sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bayangan terakhir Afkar yang tampak limbung, tubuhnya dibopong oleh seorang perempuan asing keluar dari ruangan itu, terus terulang di benaknya. Sosok laki-laki yang selama ini dia cintai dan percayai sepenuh hati terlihat lemah, tidak sadar, seperti kehilangan kendali atas dirinya. Dan semua itu dibuktikan oleh serangkaian foto yang dikirimkan Jingga ke ponselnya. Afkar memang sudah menjelaskan semuanya, tentang jebakan, tentang rencana yang mem