BAB 72 - Persimpangan Dilema

1405 Kata

"Iya, Mas ... kamu tidak tahu tentang tempat itu?" Iqlima bertanya dengan senyum tertahan karena mengira bahwa sang suami agaknya memang benar-benar tidak tahu tentang taman tersebut. Afkar membisu selama beberapa detik, tak memberikan jawaban atas pertanyaan Iqlima lalu menoleh ke arah taman yang sudah tak terlihat lagi di kejauhan. "Sial," gumam pria itu pelan. "Aku kira itu cuma taman biasa." Begitu tiba di rumah, Afkar masih banyak bicara, menggerutu soal kejadian tadi, tapi dia enggan berlama-lama membahas hal konyol itu. Beberapa langkah lagi menuju kamar, pria itu berbalik ke arah Iqlima. "Kamu masuk kamar duluan, aku mau ke ruang kerja sebentar." Iqlima memandangnya sejenak, tampak keberatan walau pada akhirnya mengangguk pelan. "Jangan terlalu lama ... ini sudah malam, tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN