107. Balada Bumil

2709 Kata

Back to Shennas’ POV  “Dingiiiin!” Aku menggigil kedinginan, padahal aku sudah bergelung di bawah selimut. Tidak hanya itu, saat ini aku juga dipeluk Mas Rifqi dari belakang. Selimut dan pelukan memang membuat sedikit lebih hangat, tetapi bukan menghilangkan rasa dingin secara keseluruhan. “Bayangkan kalau bulan Juli dan Agustus seperti apa dinginnya. Mas dulu ke Dieng bulan-bulan itu.” “Kayaknya aku enggak mau mandi, deh, Mas. Maunya tidur dan makan aja.” Aku terkekeh. Mas Rifqi mengeratkan dekapannya, membuat senyumku langsung mengembang. Kubiarkan dia menenggelamkan wajahnya di belakang kepalaku. Senyumku semakin mengembang saja ketika ingat yang semalam. Sejujurnya, yang semalam itu bukan kali pertama kami bersitegang dan berujung di ranjang. Ini sudah kesekian kalinya. Akan t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN