Lima hari berlalu.. Rahza merasa sedang berada di mimpi buruk yang tak berkesudahan. Gadis berusia dua puluh tahun itu benar-benar lelah dan pasrah. Tidak menyangka bila niat bersenang-senangnya di kelab malam itu, membawanya menginap di hotel berbintang seperti ini—lapas khusus wanita. Begitu mudahnya Rahza dijebloskan ke dalamnya sampai siapapun tidak bisa memberi perlindungan hukum. Sang kakak ipar kewalahan, kakaknya sendiri kecewa enggan bertemu dengannya, melihat situasi keos ini Rahza tidak enak hati untuk menuntut. Rahza berusaha tidak merengek walau tanpa sepengetahuan siapapun tiap malam Rahza selalu menangis dalam diam. Seperti malam ini. Gadis malang itu tidak menyangka dijadikan kambing hitam dalam kasus pria cukup berpengaruh itu. Rahza mengusap air matanya. Lant