Mira menaik-turunkan bahunya, memperlihatkan sisi dirinya yang begitu santai. "Yaa.. Terserah kamu, Mas." Memangnya dengan kebencian Edgar hidup Mira terusik? Oh tidak! Itu justru membuat Mira tidak was-was lagi saat memikirkan kegiatan di dalam kamar. Terlebih kedepannya mereka hanya akan berdua saja di rumah. Astaga..cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi. Dapatkah Mira melarikan diri? Mata Mira kemudian tertuju pada permen kapas di tangan Edgar. "Tuh, permen kapasnya hampir habis. Tadi saja bilang 'tidak-tidak'. Ehh..habis juga 'kan!?" Mira tertawa. Menertawai Edgar yang baru sadar bahwa permen kapasnya sisa sedikit. Secepat itu ia menghabiskannya. Rasanya memang enak, manisnya tidak menyiksa tenggorokan, makanya Edgar tanpa sadar terus saja mencomotnya dan memasukkannya