nineteen

1192 Kata

Anaya mengedarkan pandangannya di area bandara, tidak ada om Roy yang saat awal ia berangkat ke Kalimantan telah berjanji akan menjemputnya. "Om Roy mana ya?? katanya mau jemput. Mana hp nggak ada lagi," gerutu Anaya. Teman temannya sudah di jemput keluarga masing masing. "Nay ..." Sebuah suara memanggilnya dan sebuah tangan menepuk pundaknya, Anaya membalikkan badannya "Glen... kamu belum pulang?" tanya Anaya menyadari yang memanggilnya adalah Glen. "Belum, kamu sendiri?" "Menunggu yang jemout, kalau ada yang jemput sih," ucap Anaya sambil nyengir. "Ya udah bareng aja yuk naik taksi," tawar Glen. "Mmmmm...gimana ya Glen, kalau aku pulang takut om aku jemput." "Ya udah telepon aja." "Emmmmm...itu handphone aku...low bat, iya low bat." "Anaya..." sebuah suara yang memangg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN