Rencana Busuk Morgan

1360 Kata
Kini tibalah hari di mana Morgan akan menghabisi seorang pria yang telah berani melecehkan wanita pujaan hatinya. Morgan akan melancarkan aksinya di sebuah jembatan yang dilintasi oleh Patrick setiap pulang dari rumah sakit menuju apartemennya. Morgan merasa malam ini adalah waktu yang pas karena Patrick bertugas malam dan akan pulang menuju apartemennya sekitar pukul 03.00 dini hari. Ya, pria itu telah mengantongi berbagai macam informasi tentang Patrick dan kesehariannya, semua itu dari hasil pengintaiannya selama beberapa hari belakangan ini sejak Jessica dan Brendan melakukan perjalanan honeymoon ke Paris. "Ini adalah saatnya, Patrick!" gumam Morgan dengan menyeringai tipis saat kedua matanya menangkap seseorang yang sangat ia nantikan keluar dari gedung rumah sakit nan megah tersebut. "Ah, lelah sekali malam ini tanpa Jessica. Kapan ya dia kembali ke Los Angeles dan kembali bekerja lagi? Aku sudah tidak sabar untuk meminta maaf padanya secara langsung. Jujur saja hari-hariku hampa setelah kejadian itu dan sekarang aku sangat menyesal telah berbuat kurang ajar padanya malam itu," gumam Patrick pelan sambil menghela napas kasar. Lalu pria itu masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir di seberang lobi rumah sakit. Patrick segera melajukan kendaraannya meninggalkan pelataran lobi rumah sakit menuju apartemen yang ditempatinya untuk lekas beristirahat, karena malam ini ia merasa sangat lelah dengan pekerjaannya tanpa sosok Jessica yang biasanya menjadi moodbooster pria itu ketika lelah menyapa. Selama di perjalanan, Patrick sama sekali tidak merasa curiga bahwa di belakangnya ada sebuah mobil yang membuntutinya sejak keluar dari area rumah sakit. Pria itu masih melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang dengan pikiran yang masih berputar-putar memikirkan tentang Jessica. Tentang kesalahannya pada wanita itu yang membuatnya merasa menyesal dan tidak tenang. Hingga saat mobil yang dikendarai Patrick melintasi sebuah jembatan yang terpantau sepi saat dini hari seperti ini, mobil hitam yang berada di belakangnya menyalip dan memotong laju kendaraannya, hingga Patrick terpaksa menginjak rem secara mendadak untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang ada di depannya. "Ada urusan apa sih dia menyalip mobilku? Apa mungkin dia mabuk?" gumam Patrick yang bertanya-tanya dalam hati. Kemudian Patrick pun memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan menghampiri pengemudi yang telah menghalangi jalannya. Pria itu mengetuk kaca mobil hitam tersebut berulang kali. Sesaat kemudian Morgan pun membuka pintu mobilnya dan menarik lengan Patrick dengan sekuat tenaga untuk membawanya masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya. Tentu saja Patrick yang terkejut langsung memberontak dan mengumpat karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti ini ketika dirinya berniat untuk menanyakan apa yang terjadi sampai mobil tersebut berhenti mendadak di depan mobilnya. "Lepas!" bentak Patrick yang masih belum dapat melihat wajah dari pria yang telah menarik lengannya dengan kasar. Tak sampai lima detik, Morgan langsung menoleh ke arah Patrick setelah menutup pintu mobil dan menguncinya, menampakkan wajahnya secara terang-terangan di hadapan pria itu dengan seringai yang tampak sangat licik. "Lepas? Jangan harap aku akan melepaskan kau, Patrick!" jawabnya dengan nada mengintimidasi. Namun, Patrick berusaha tenang mendengar ucapan Morgan yang menatapnya dengan begitu tajam, seakan sorot matanya dapat menusuk jantungnya. Hingga ingatannya berhasil membawa Patrick mengingat sosok pria yang ada di dekatnya saat ini, pria itu adalah pria yang pernah menyelamatkan Jessica dan menghentikan tindakannya yang hampir melecehkan wanita itu. "Kau? Untuk apa kau mengikutiku?" tanya Patrick dengan kedua alis tebalnya yang saling bertaut setelah berhasil mengingat sosok Morgan dengan baik. "Untuk melenyapkanmu. Kau pikir untuk apa lagi aku membawa kau masuk ke dalam mobilku setelah beberapa hari ini aku membuntutimu!" jawab Morgan dengar begitu sarkasnya. "Jangan macam-macam denganku, psikopat! Lepas atau aku akan melaporkan kau pada polisi!" Patrick coba mengucapkan kalimat yang berisi ancamannya untuk membuat Morgan menghentikan niat buruknya ini. "Psikopat? Polisi? Apa aku tidak salah dengar, bodoh? Kau pikir aku takut dengan ancamanmu? Tentu saja tidak, Patrick, malam ini aku tidak akan melepaskanmu dalam keadaan hidup. Aku akan membuatmu mati karena kalau berani menyentuh, maksudku melecehkan wanita pujaan hatiku dan membuatnya menangis ketakutan akibat perbuatan bejatmu pada malam itu!" jawab Morgan dengan mata yang melotot dan penuh penekanan di setiap kalimatnya. Mendengar penuturan Morgan membuat pikiran Patrick seketika tertuju pada sosok Jessica. Ya, Patrick yakin seratus persen bahwa wanita pujaan hati yang Morgan maksudnya adalah Jessica. "Maksud kau Jessica? Hei, jangan gila kau. Jessica adalah wanita yang sudah menikah dan dia setia dengan suaminya!" sentak Patrick yang coba menyadarkan Morgan dengan perasaannya yang salah. "Jangan munafik kau sialan. Jika kau tahu Jessica sudah menikah dan memiliki seorang suami, lalu kenapa kau berusaha mengejar cintanya bahkan sampai melecehkannya di dalam ruang rawat yang Brendan tempati?!" Morgan malah membalikkan pertanyaan Patrick, dan membuat pria itu seketika terdiam dengan penyesalannya. "Sial! Aku tidak boleh mati malam ini. Aku harus menemui Jessica dan memberitahukan tentang pria ini yang diam-diam mencintainya. Aku tahu aku salah karena telah berbuat hal di luar batas pada Jessica, tapi sepertinya pria ini lebih gila dan berbahaya dibanding aku," batin Patrick yang coba berpikir keras mencari cara untuk dapat keluar dari mobil milik Morgan. Rasanya begitu sangat ingin ia menghubungi pihak kepolisian untuk meminta pertolongan, namun sayang seribu sayang ponsel miliknya tertinggal di dalam mobil. "Kenapa kau diam? Apa kau tidak dapat menjawab pertanyaanku? Atau langsung saja katakan permintaan terakhirmu sebelum kau mati!" cerca Morgan yang semakin mengeratkan kedua lengannya untuk menahan tangan Patrick yang berusaha melepaskan cengkramannya. "Kalau kita tidak ada bedanya karena sudah berani jatuh cinta dengan seorang wanita yang sudah memiliki suami, lalu kenapa kau berniat menghabisiku malam ini?" tanya Patrick yang berusaha mengalihkan perhatian Morgan karena ia masih berpikir keras mencari cara untuk bisa bebas. "Karena aku ingin menjadi satu-satunya pria yang dapat memiliki Jessica, setelah dia resmi bercerai dengan suaminya!" jawab Morgan tanpa merasa berdosa dan memiliki rasa percaya diri yang begitu tinggi. "Kau gila. Jangan harap kau dapat memiliki Jessica karena aku akan membongkar niat jahatmu ini pada Jessica dan juga Brendan!" Lalu dengan sekali gerakan Patrick berhasil melepaskan kedua tangannya dari cengkraman Morgan dan melayangkan pukulan keras telak mengenai hidung Morgan yang seketika meluncurkan darah segar. Saat Patrick berhasil membuat Morgan lengah akibat pukulan yang dilayangkan, pria itu pun segera meraih handle pintu mobil untuk membukanya. Namun, kali ini Patrick kalah cepat dengan Morgan yang berhasil meraih salah satu lengan Patrick dan mencegah kepergiannya. Kini kesabaran Morgan telah habis untuk menahan diri agar tidak segera menghabisi nyawa Patrick. Ditambah lagi pria itu telah berani menghajarnya dan membuat amarahnya seketika memuncak naik. Morgan membanting tubuh Patrick dengan kasar ke permukaan kursi jok mobil, lalu dengan cepat ia meraih bantal yang letakkan di kursi jok belakang. Bantal yang telah disediakan untuk menghabisi nyawa Patrick tanpa meninggalkan jejak. Morgan pun dengan cepat membekap wajah Patrick menggunakan bantal tersebut sambil terus menahan kedua lengannya yang terus memberontak. "Mampus kau sialan!" umpat Morgan sambil terus melanjutkan aksinya. Hingga hitungan menit kemudian, perlahan demi perlahan tubuh Patrick mulai terkulai lemas dan tak bertenaga, barulah Morgan meregangkan otot-ototnya yang telah menghabiskan banyak tenaga untuk melenyapkan nyawa pria itu. Seringai tipis pun terbit ketika ia selesai memastikan benar-benar Patrick sudah tidak bernyawa lagi. Morgan yang tidak ingin membuang waktu dengan percuma, pria itu bergegas pergi meninggalkan mobilnya dan menuju mobil milik Patrick yang masih dalam keadaan menyala. Pria itu masuk ke dalam mobil Patrick hanya untuk mencari sebuah ponsel yang akan menjadi senjatanya untuk menghancurkan rumah tangga Jessica dan juga Brendan. "Ini dia yang kucari!" umpat Morgan setelah berhasil menemukan benda yang dicarinya. Tidak lupa pria itu langsung mematikan mesin mobil Patrick agar tidak menimbulkan kecurigaan jika sialnya ada pengguna jalan lain yang melintasi area jembatan tersebut di saat ia tengah menjalankan aksinya yang belum usai. Morgan pun bergegas kembali ke mobilnya dan menggendong tubuh Patrick yang sudah tak bernyawa untuk dibuangnya ke dalam sungai dengan melemparkannya dari atas jembatan. "Kau sangat menyusahkanku, Patrick sialan!" Morgan masih sempat-sempatnya mengumpat sebelum melemparkan tubuh Patrick dari tempatnya berada saat ini. Tak ingin aksinya diketahui oleh orang lain, Morgan dengan cepat menjatuhkan tubuh Patrick ke permukaan sungai yang berada di bawah jembatan. Setelah menyelesaikan aksinya yang satu itu, Morgan bergegas kembali masuk ke dalam mobil dan mengutak-atik ponselnya dan juga ponsel milik Patrick menggunakan beberapa jemarinya yang bergerak dengan cepat di atas layar kedua ponsel tersebut. "Waktu liburanmu untuk bersenang-senang dengan Brendan di Paris telah berakhir Jessy. Saatnya kamu pulang dan aku akan berusaha mengalihkan fokusmu hanya kepadaku!" batinnya dengan penuh kemenangan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN