Jika Brendan dan Jessica menghabiskan malam dengan penuh kebahagiaan dan berbagi kenikmatan, sementara Gwen harus menghadapi berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan, karena pada akhirnya banyak wartawan yang berbondong-bondong mendatangi rumah kediaman orang tua dari Jessica untuk meminta keterangan mengenai isu yang sedang beredar luas dan seketika menjadi trending topik nomor 1 di sosial media.
Gwen tampak panik melihat kerumunan di depan matanya saat ini, dan dirinya disorot bagaikan terdakwa.
"Nyonya Gwen, bagaimana tanggapan Anda tentang berita perselingkuhan Jessica dan Patrick, hingga membuat Patrick patah hati dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dini hari tadi."
"Apakah Jessica sudah mengetahui mengenai apa yang menimpa Patrick, Nyonya?"
"Bagaimana perasaan Anda saat pertama kali mengetahui berita ini muncul? Apakah Anda kecewa dengan sikap putri kesayangan Anda, Nyonya Gwen?"
"Nyonya, apakah benar Jessica tidak pernah bahagia dengan pernikahannya hingga berselingkuh dengan Patrick?"
"Kapan rencananya Jessica akan kembali ke Los Angeles, Nyonya? Apakah mungkin Jessica dan suaminya berani pulang di saat suasana tengah memanas seperti ini, karena ada banyak sekali masyarakat yang mengecam perbuatan putri Anda. Banyak pihak-pihak yang menyayangkan sikap Jessica yang telah memainkan dua hati pria sekaligus hingga kabar duka ini harus muncul karena Patrick yang patah hati."
Pertanyaan demi pertanyaan terus dilontarkan oleh wartawan dan membuat Gwen semakin diserang kepanikan, hingga dahinya bercucuran keringat. Namun, ia berusaha mengontrol emosinya agar tidak meluap di depan para awak media dan akan melakukan apa pun untuk membela putri semata wayangnya.
"Tidak! Putri saya tidak mungkin melakukan hal itu. Jessica tidak mungkin berselingkuh dengan Patrick. Pernikahan Jessica dan Brendan sangat amat membahagiakan selama ini, tidak seperti yang kalian beritakan dan katakan! Saya tekankan sekali lagi di sini, bahwa Jessica tidak pernah berselingkuh dengan Patrick!" jawab Gwen dengan penuh penekanan di setiap kalimat yang terlontar. Gwen membela Jessica karena ia sangat percaya dengan putrinya yang tidak mungkin melakukan hal tercela ini. Ia sangat percaya, Jessica tidak akan memberikannya aib dan malu sebesar ini.
"Kalau begitu apakah Anda sudah menanyakan secara langsung kepada Jessica tentang apa yang terjadi saat ini di Los Angeles, Nyonya? Lalu apa tanggapan Jessica tentang berita yang tengah beredar kini, apalagi postingan Patrick telah dibagikan oleh banyak akun-akun yang berada di kubu Patrick. Apa mungkin Jessica belum mendengar tentang berita ini?" tanya salah satu wartawan itu kembali yang haus akan informasi.
"Jessica tidak tahu tentang berita ini karena dia sedang liburan bersama suaminya di Paris. Jadi saya minta sama kalian tolong berhenti memberitakan hal yang tidak benar terkait putri saya, dan tolong jangan mengganggu kebahagiaan Jessica dengan suaminya yang tengah liburan. Kalian tenang saja, dalam beberapa hari ke depan Jessica pasti akan kembali ke Los Angeles dan saya pastikan Jessica akan memberikan klarifikasi yang sebenar-benarnya terkait hubungannya dengan Patrick yang hanya sebatas teman sesama dokter, tidak lebih." Gwen kembali memberikan jawaban penuh penekanan yang menunjukkan bahwa ia seolah tidak percaya dengan semua pemberitaan saat ini, karena ia masih percaya bahwa putrinya tidak melakukan kesalahan seperti yang mereka tuduhkan.
"Tapi kira-kira apa yang membuat Anda tidak percaya dengan berita ini, Nyonya? Dan kenapa Anda begitu yakin bahwa Jessica tidak melakukan perselingkuhan di belakang suaminya, karena semuanya masuk akal kan seperti yang dijelaskan oleh Patrick di caption postingannya, bahwa hubungan Jessica dan suaminya tidak berjalan baik dan akhirnya Jessica bermain api dengan Patrick, bahkan bisa dikatakan hubungan mereka sudah terlampau jauh karena sering menghabiskan malam bersama."
"Betul, Nyonya. Bukankah Patrick juga sengaja mengunggah sebuah video beserta foto-foto sebagai bukti kedekatan mereka selama ini yang diketahui oleh rekan-rekan mereka hanya sebagai sahabat sesama dokter. Bahkan dalam video yang Patrick unggah terlihat jelas saat keduanya tengah berciuman di salah satu ruang rawat rumah sakit tempat keduanya bekerja. Apakah bukti-bukti itu tidak dapat membuat Anda sedikit percaya, Nyonya?"
"Saya tidak percaya dengan apa pun selain mendengar penjelasan langsung dari Jessica. Jadi tolong berhenti menghujani saya dengan berbagai macam pertanyaan terkait masalah ini karena saya tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya dan saya percaya bahwa putri saya tidak bersalah. Terima kasih!" Akhirnya Gwen menyerah untuk meladeni tuduhan demi tuduhan tentang putrinya yang hanya akan membuat pikirannya semakin stress.
Gwen pun beranjak pergi dari halaman rumahnya dan kembali masuk. Kepalanya sangat pening saat ini karena diberondong banyak pertanyaan oleh wartawan yang berusaha menggali informasi tentang perselingkuhan Jessica dengan Patrick, jelas Gwen membela anaknya dan mengatakan pada awak media bahwa putrinya tidak mungkin berselingkuh di belakang Brendan.
"Nyonya, tolong beri kami waktu untuk bertanya tentang hubungan Jessica dan suaminya. Apakah hubungan mereka baik-baik saja selama ini atau pernah terjadi permasalahan besar yang hampir membuat mereka bercerai?"
"Nyonya, apakah Anda tidak berniat untuk mendatangi rumah duka untuk mengucapkan sesuatu pada keluarga yang Patrick tinggalkan atau hanya sekedar berbela sungkawa?"
Beragam pertanyaan dari awak media tak lagi Gwen dengarkan. Begitu kembali masuk ke dalam rumah, wanita paruh baya itu lekas mengunci pintu dan menutup semua jendela beserta gorden untuk menghindar dari para wartawan yang sudah mulai sedikit memaksa untuk menggali informasi darinya. Bahkan beberapa wartawan mulai berani mengetuk pintu rumah dan jendela, mereka memohon untuk diberikan waktu agar dapat kembali mewawancarai Gwen.
"Nyonya Gwen, tolong beri kami sedikit waktu lagi untuk menyelesaikan wawancara ini."
"Kenapa Anda menghindar, Nyonya? Apakah ini salah satu cara Anda untuk melindungi Jessica atas kematian Patrick?"
"Nyonya, kapan rencananya Jessica akan kembali? Kami sudah tidak sabar mendengar klarifikasi sekaligus pengakuannya."
Gwen yang tak tahan dengan sikap awak media yang terus mengganggu ketenangannya di kediamannya sendiri, ia pun segera menghubungi pihak kepolisian untuk membubarkan kerumunan dan memberinya waktu untuk menenangkan diri.
"Astaga, aku benar-benar tidak menyangka wartawan akan mendatangi rumahku. Hatiku tidak sekuat itu untuk menerima hinaan dan tuduhan yang diarahkan pada putriku, Tuhan… Aku tidak ingin Jessica dicap jelek dan dituduh sebagai w************n atas kesalahan yang aku yakini sekali tidak pernah dia lakukan. Aku mohon Tuhan, tolong lindungilah Jessica di mana pun dia berada, jauhkan putriku dari berbagai macam marabahaya." Gwen berdoa di kedalaman hatinya mengharapkan yang terbaik untuk Jessica.
Sementara di Paris, Jessica dan Brendan baru saja menyelesaikan aktivitasnya di atas ranjang. keduanya tampak bahagia dengan wajah yang berseri setelah berhasil mencapai puncak bersama untuk kesekian kalinya. Kini dua insan yang masih dimabuk cinta itu terbaring di atas ranjang sambil berpelukan dengan napas yang terengah-engah.
"Jessy, semakin hari kamu semakin nakal. Aku jadi tidak rela melepaskan kamu dari pelukanku walau hanya sebentar," bisik Brendan dengan suara yang terdengar seksi, lalu ia kembali mengatur napasnya.
Jessica terkekeh geli seraya mengusap rahang wajah suaminya. "Biarin, aku kan nakalnya cuma sama kamu. Kalau kamu tidak mau melepaskan aku dari pelukanmu, lalu bagaimana aku bisa bekerja?"
"Kamu tidak perlu bekerja lagi sayang, kamu di rumah saja ya jadi istriku dan fokus ngurusin aku," pinta Brendan yang memang mengharapkan hal itu sejak lama.
"Loh kok gitu sih sayang, memangnya kenapa aku harus berhenti kerja?" tanya Jessica seraya memajukan bibirnya sebagai bentuk protes.
"Aku cemburu kalau kamu menangani pasien pria, apalagi kalau sampai ada dokter pria yang genit dan coba mendekati kamu. Aku tidak rela kamu dekat-dekat dengan pria lain, Jessy."
Untuk saat ini Jessica berusaha menahan gelak tawanya atas pernyataan Brendan yang begitu cemburu. "Brendy … jangan gitulah. Masa kamu cemburu hanya karena aku mengobati pasien. Kalau aku harus pilih-pilih pasien, kasihan dong mereka jika dalam keadaan darurat dan siapa yang harus menangani mereka jika dokter yang lainnya sedang sibuk," jelas Jessica dengan suara yang lembut seraya mengusap puncak kepala suaminya.
"Memangnya kamu nggak bisa bilang hanya mau menerima pasien wanita saja? Biar pasien pria ditanganinya sama dokter pria juga. Pasti selama ini banyak kan kejadian pasien yang modus pura-pura sakit hanya untuk bisa bertemu kamu, biar bisa diperiksa oleh dokter secantik kamu."
Jessica mengangguk pelan sambil merapatkan mulutnya agar tidak tertawa sampai Brendan mengerti. "Enggak banyak kok, hanya beberapa aja Brendy sayang. Lagian selama mereka enggak berbuat macam-macam dan berniat buruk sama aku, itu masih wajar kan sayang."
Kedua alis Brendan saling bertaut mendengar jawaban istrinya. Hatinya cemburu, namun ia berusaha untuk memendamnya. "Kalau sampai ada yang berani macam-macam sama kamu, jangan sembunyikan hal itu dari aku ya Jessy. Aku lebih suka kamu yang terbuka dan mau berbagi semua ceritamu sama aku, daripada kamu diam-diam saat ada masalah di luar sana dan malah jadi beban untuk kamu sendiri," pinta Brendan memperingati istrinya setelah coba menolak untuk resign dari pekerjaannya.
"Siap sayang. Aku pasti akan cerita apa pun yang terjadi selama jauh dari kamu mulai hari ini, karena aku pun ingin memperbaiki hubungan kita dengan saling terbuka satu sama lain agar tidak ada masalah lagi di kemudian hari. Aku janji." Jessica menjawab perkataan Brendan seraya mengacungkan dua jari yang berbentuk huruf v.
Brendan tersenyum lega mendengar janji Jessica untuk mulai terbuka satu sama lain. Tak ada kata yang mampu menggambarkan betapa bahagianya Brendan memiliki seorang wanita yang telah menjadi istrinya dan menurut dengan permintaannya, walau tidak dengan permintaan resign menjadi dokter karena Jessica sangat mencintai pekerjaannya yang merupakan seorang dokter dan ia suka menolong banyak pasien yang membutuhkan penanganan darinya.
Ya, Jessica hanya akan menjadi keras kepala ketika pikirannya tengah dikuasai amarah yang membuncah. Dan hal itu terjadi ketika keduanya tengah bertengkar hebat seperti kejadian kemarin.
"Aku pegang janji kamu ya, Jessy. Ya sudah sekarang kita bangun, lalu mandi biar nanti tidurnya nyaman. Kamu mau aku gendong atau jalan sendiri?" titah Brendan mengakhiri kalimatnya dengan memberi dua tawaran kepada istrinya.
"Mau digendong dong. Aku kan capek habis menjalankan tugas sebagai seorang istri untuk memuaskan kamu," jawab Jessica dengan suara manja.
Sontak saja jawaban Jessica membuat wajah Brendan bersemu merah dengan kedua sudut bibir yang membentuk senyuman.
"Baiklah. Aku akan menggendongmu, honey!" Brendan pun bergegas bangkit dari ranjang dan segera menggendong tubuh istrinya menuju bathroom untuk mandi bersama, membersihkan diri yang telah dipenuhi keringat agar dapat melanjutkan tidur malam ini.
Setibanya Jessica dan Brendan di dalam bathroom, ponsel Jessica yang sebelumnya sengaja disilent setelah menyelesaikan panggilannya dengan sang ibu, kini layar ponselnya menyala. Tanda ada panggilan masuk, tetapi dari nomor yang tak dikenal.
"Bagaimana, apa panggilanmu dijawab oleh Jessica?" tanya salah satu reporter kepada rekannya yang tengah berusaha menghubungi nomor Jessica setelah mereka berhasil mendapatkan nomor pribadi milik wanita itu dengan penuh perjuangan.
"Belum," jawanya seraya menggeleng lelah.
"Coba lagi, kalau sampai tiga kali nggak diangkat juga biar giliran aku yang telepon!" titahnya kembali.
Jessica yang tengah sibuk di dalam bathroom bersama Brendan mengabaikan panggilan yang berasal dari Los Angeles tanpa sepengetahuannya. Sementara ponselnya yang terus menerima panggilan masuk secara berurutan seakan tak ada putusnya, akhirnya mati karena kehabisan baterai.
"Sial! Sekarang nomornya malah tidak aktif. Sepertinya Jessica sengaja mematikan ponselnya!" ujar salah satu reporter yang sejak tadi berjuang tanpa hasil.