"Bagaimana bisa Morgan ada bersama Jessica? Apa yang dilakukannya di sana? Kenapa Morgan sama sekali tidak memberiku kabar dan mengatakan alasan mengapa dia menemani Jessica untuk melakukan konferensi pers?" batin Brendan yang bertanya-tanya di dalam hati mengenai kehadiran Morgan, setelah ia mendapatkan kabar dari Charlie.
Pikiran Brendan menjadi gelisah tak karuan di saat dirinya tengah menjalankan tugas, pria itu hanya takut Morgan berniat mendekati Jessica setelah mengetahui tentang kabar keretakan pernikahan keduanya. Brendan merasa tidak ikhlas jika nantinya Jessica harus jatuh dalam pelukan Morgan yang ia ketahui bukan pria baik-baik untuk wanita seperti Jessica.
"Aku harus menghubungi Morgan dan memintanya untuk menjauhi Jessica. Aku tidak ingin Jessica malah menemukan pengganti yang lebih buruk daripada aku. Dia harus mendapatkan pria yang lebih baik dan bisa menjadikannya wanita satu-satunya, tidak seperti Morgan yang masih gemar tidur dengan bergonta-ganti wanita setiap malam!" gumam Brendan memutuskan.
Sementara di tempat yang lain, tampak Jessica mulai siap mendengar pertanyaan satu persatu dari wartawan yang akan dijawabnya setelah dirinya merasa tenang. Sebelum itu salah satu kuasa hukum Jessica telah mempersilahkan para awak media untuk bertanya kepada kliennya.
"Nona Jessica, bagaimana kondisi dan perasaan Anda setelah Nyonya Gwen pergi di saat Anda masih belum menyelesaikan masalah ini? Dan sebesar apa rasa cinta Anda sebagai seorang anak kepada ibunya?"
Jessica menghirup napas dalam-dalam saat pertanyaan pertama dibuka dengan menyinggung soal kematian ibunya.
"Tentu saya sangat hancur kehilangan sosok ibu yang begitu luar biasa seperti Mommy. Dia adalah wanita yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang walau batinnya terluka. Sejak lahir dia merawatku seorang diri tanpa sosok suami, dia menghidupiku dengan penuh cinta dan selalu memberikan kehidupan yang baik untuk putrinya. Mommy adalah separuh nyawa saya. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan suasana hati saya karena ditinggal oleh Mommy ketika saya belum menyelesaikan kesalahpahaman ini. Saya sangat menyesal karena tidak bisa membuktikan bahwa saya tidak bersalah sebelum Mommy pergi." Jessica merasa begitu sesak saat mengingat ke belakang seperti apa perjuangan Gwen untuk dirinya, sementara itu Jessica belum bisa memberikan banyak kebahagiaan untuk sang ibu sebelum pergi ke pangkuan Tuhan. Bahkan suaranya terdengar bergetar hebat saat menjawab pertanyaan tersebut dengan bulir-bulir bening yang sudah menganak di kedua pelupuk matanya.
"Nona Jessica, apakah benar hubungan Anda dengan Tuan Brendan berakhir karena permasalahan ini? Bagaimana masa depan pernikahan kalian? Sampai kapan Nona dan Tuan Brendan akan pisah rumah?"
Pertanyaan itu seperti belati tajam yang menusuk dalam relung hati Jessica, karena mau bagaimanapun berpisah dengan Brendan adalah sesuatu hal yang sangat berat untuk dijalani, apalagi jika ia harus mengumumkannya tentang perpisahan yang terjadi di antara keduanya kepada publik.
"Mohon maaf, pertanyaan ini boleh saya skip ya! Sepertinya saya tidak berniat untuk menjawabnya dan mengklarifikasi soal hubungan saya dengan Brendan di sini." Jessica menolak untuk menjawab pertanyaan soal Brendan dan kembali mempersilakan wartawan lain untuk bertanya tentang hal yang lain.
"Tapi Nona, kami sangat menantikan untuk mendengar jawaban dari Anda secara langsung tentang hubungan Anda dengan Tuan Brendan."
"Betul Nona Jessica. Setidaknya berikan klarifikasi sedikit saja mengenai hubungan kalian yang diberitakan telah berpisah karena masalah ini? Apa itu benar, Nona?" tanya wartawan lainnya dan langsung disahuti oleh rekan-rekannya yang mengharapkan klarifikasi dari Jessica.
"Itu kan media sendiri yang membuat berita dengan judul pernikahan Jessica Mille dan Brendan Cooper berakhir. Tapi saya rasa, di sini saya tidak perlu mengumumkan tentang kabar hubungan saya dengannya karena saya tidak ingin privasi kami berdua dikonsumsi oleh publik. Jadi silakan ajukan pertanyaan yang lain atau sesi tanya jawab ini saya tutup agar saya bisa langsung mengklarifikasi tentang masalah Patrick!" jawab Jessica dengan tegas dan tampak emosional.
Morgan yang duduk di sebelah wanita itu langsung mengusap punggung Jessica untuk menenangkannya. "Jess, lebih baik langsung klarifikasi saja agar tidak membuang-buang waktumu," bisik Morgan coba memberi saran.
"Baiklah, sesi tanya jawab ini saya akhiri dan mohon izinkan saya untuk mengklarifikasi kabar yang simpang siur di luaran sana tentang hubungan saya dengan Patrick." Jessica pun memilih untuk mengikuti saran Morgan, walau masih begitu banyak hal lainnya yang ingin para wartawan tanyakan kepada wanita itu.
"Siang ini saya ingin memberikan kesaksian sekaligus ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya berita ini. Jujur dari hati yang paling dalam saya sangat menyesal karena masalahnya bisa serumit ini dan melebar kemana-mana sampai saya harus kehilangan Mommy, bahkan rumah sakit milik Mommy pun terus disatroni oleh teman-teman wartawan yang berusaha untuk menggali informasi lebih dalam lagi tentang hubungan saya dengan Patrick, sampai pengunjung rumah sakit dan staf-staf yang bekerja di sana merasa terganggu dengan adanya masalah ini. Maka dari itu saya ingin meminta pada semua teman-teman wartawan untuk berhenti mencari tahu apa pun di rumah sakit milik Mommy, rumah sakit yang menjadi tempat saya dan Patrick bekerja di sana sebagai Dokter karena di sana kalian tidak akan mendapatkan informasi apa pun. Saya berharap dengan menggelar konferensi pers siang ini, semoga teman-teman wartawan sudah tidak lagi mendatangi rumah sakit atau rumah-rumah orang yang mengenal kami berdua," Jessica belum selesai menjelaskan, tetapi tiba-tiba saja pertanyaan dari salah satu wartawan memotongnya perkataannya.
"Lalu bagaimana dengan kabar yang Patrick tuliskan di postingan Instagramnya, Nona? Kami semua hanya ingin mengungkapkan sebuah fakta, maka dari itu kami berusaha untuk mencari informasi tentang hubungan Nona dan Patrick."
"Saya belum selesai bicara, tolong jangan dipotong dulu!" pinta Jessica pada wartawan itu dengan tegas, sorot matanya tampak memendam rasa kesal karena perkataannya dipotong.
"Maaf Nona," ucap wartawan wanita itu, kemudian menunduk penuh sesal atas tindakannya.
"Percuma kalian cari informasi tentang hubungan saya dengan Patrick karena kami berdua hanya bersahabat selama 6 bulan terakhir ini, dan caption yang Patrick tuliskan di postingan Instagramnya adalah bohong, saya dan Patrick tidak pernah menjalin hubungan lebih daripada sahabat. Mengenai foto yang Patrick share bersamaan caption tersebut memang benar karena kami sempat pergi menonton bioskop bareng, ngopi bareng dan jalan bersama ke mall, tapi tidak dengan video yang dia share karena saat dia merekam video tersebut kami tidak benar-benar sedang berciuman, melainkan dia melecehkanku di dalam ruangan rumah sakit tersebut. Saya berani bersumpah demi Tuhan bahwa apa yang saya katakan ini adalah sebuah kebenaran dan tidak dilebih-lebihkan sedikitpun. Saya berani meyakinkan bahwa apa yang saya katakan sesuai dengan kenyataan pada saat kejadian itu berlangsung karena ada saksi mata satu-satunya yang datang dan langsung menghentikan kelakuan b***t Patrick pada saat dia hendak melakukan hal lebih daripada mencium bibirku. Dan saksi itu adalah Morgan, sahabat dari Brendan yang pada saat itu datang hendak menjenguk Brendan setelah mengalami insiden penembakan oleh orang yang tidak dikenal," ucap Jessica berusaha menjelaskan yang sebenar-benarnya, lalu ia menoleh ke arah Morgan yang duduk di sebelahnya, meminta pria itu untuk memberikan kesaksian.
"Tuan Morgan, apakah benar Anda melihat dengan mata kepala sendiri saat Patrick melecehkan Nona Jessica pada malam itu? Lalu apa yang Anda lakukan pada saat melihat kejadian tersebut? Dan apakah Anda memberitahukan sahabat Anda atas kejadian yang menimpa istrinya?" tanya wartawan itu yang langsung menyerbu Morgan dengan beragam pertanyaan.
Tanpa membuang banyak waktu Morgan langsung menganggukkan kepala dan membenarkan perkataan Jessica.
"Ya, saya datang saat Patrick tengah melecehkan Jessica. Saya melihat dengan mata kepala sendiri saat Patrick mencium bibir Jessica dengan brutal, Jessy terlihat terus memberontak tapi tenaga Patrick jauh lebih kuat daripada tenaga seorang wanita yang tengah ketakutan. Begitu saya melihat hal tersebut, saya langsung menghajar Patrick secara membabi buta, andai saja Jessica tidak menghentikan aksi saya mungkin Patrick sudah tiada pada malam itu karena dia sudah berani melecehkan istri dari sahabat saya di dalam ruangan tempat di mana Brendan tengah menjalani perawatan intensif. Semua yang Jessica katakan itu adalah benar, dia dan Patrick hanya bersahabat tapi pria itu begitu terobsesi dengan Jessica dan sangat ingin memilikinya dengan menghalalkan segala cara, sekalipun pada saat itu Jessica masih berstatus sebagai istri dari Brendan. Tidak hanya Jessica yang memohon agar kalian semua berhenti mengganggunya dengan menyatroni semua tempat yang Jessica singgahi, tapi saya pun meminta hal yang sama pada teman-teman wartawan sekalian untuk berhenti memberitakan apa pun tentang Jessica dan kehidupannya, biarkan dia menjalani kehidupannya seperti sebelum masalah ini muncul demi kesehatan mental dan pikirannya!" Klarifikasi Morgan dengan tegas dan terdengar berwibawa. Kesaksian pria itu dapat dicerna dengan baik oleh semua para awak media yang hadir di sana, membuat semua wartawan sangat percaya atas perkataannya bawa Jessica dan Patrick hanyalah bersahabat.
"Nona Jessica, apakah ada sesuatu hal yang bisa dibuktikan bahwa Anda dan Patrick hanya bersahabat?" tanya wartawan lainnya.
"Ya, saya punya bukti walaupun hanya bukti percakapan antara saya dengan Patrick. Saya berharap semoga bukti yang saya tunjukkan nanti dapat membuat kalian percaya bahwa saya dengan Patrick tidak pernah menjalin hubungan terlarang di belakang Brendan, karena selama ini saya sangat setia pada suami saya, dan bagi saya kesetiaan harus dipegang teguh dalam ikatan pernikahan," jawab Jessica dan segera memberikan waktu pada ketiga kuasa hukumnya untuk menunjukkan bukti-bukti yang telah ia berikan pada mereka.
Saat penjelasan kuasa hukum Jessica tengah berlangsung, wanita itu menoleh ke arah Morgan sekilas, menatap wajahnya seraya menyunggingkan seulas senyuman. Namun, senyuman itu tak berlangsung lama saat rasa sedih atas ketidakhadiran Brendan untuk mendengarkan klasifikasinya datang menyapa wanita yang masih dirundung duka tersebut.
"Aku tidak menyangka ternyata Morgan akan sebaik ini untuk membantuku. Tapi di sisi lain aku begitu sedih karena kenapa harus pria lain yang coba membelaku seperti ini, kenapa tidak Brendan? Jika dia tidak punya bukti setidaknya dia katakan pada wartawan bahwa aku tidak seperti yang Patrick katakan dan tunjukkan jika dia percaya kalau aku tidak semurahan itu! Ya Tuhan, kenapa rasanya sulit sekali untuk berhenti berharap pada seseorang yang telah tega membiarkan aku melalui semua ini sendirian?" batin Jessica yang merasa begitu sakit di ulu hatinya, hingga wanita itu diam-diam menekan dadanya kuat-kuat.
Jessica merasa sedih karena malah pria lain yang membelanya, sementara pria yang ia cintai selama ini dan merupakan sosok suaminya malah tidak percaya sama sekali atas apa pun penjelasan yang Jessica katakan. Hatinya sakit karena ternyata Brendan sama sekali tidak berniat hadir di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung saat ini.
"Bahkan kamu pun benar-benar tidak mau mengabulkan permintaan terakhirku untuk hadir di sini, Brendy… Apakah semudah itu kamu menghapuskan memori tentang kita berdua selama ini? Apakah perjalanan kita selama lima tahun ini tidak bisa meluluhkan hatimu yang keras dan menurunkan egomu sedikit saja?" batin Jessica yang masih sulit untuk mengikhlaskan hubungannya dengan Brendan berakhir begitu saja tanpa dapat diperjuangkan oleh apa pun.