"Kak Arsen!" Seru Dyra, kala pintu terbuka menghadirkan Arsen diikuti Fania di belakangnya. Dyra menatap memicing pada keduanya yang masuk ke ruangan dengan mengatas namakan pasien. "Kenapa gak nelpon dulu?" ia bertanya pada Fania. Dan gadis itu menanggapinya dengan mengerucutkan kedua bibirnya. "Bagaimana gue mau ketemu, kalau Dokter Dyra ini memang sangat sulit buat ditemui." Dyra meringis. "Jangan ledek gue deh, bikin mumet. " balas Dyra terlihat cemberut, sebelum detik berikutnya ia histeris segera memeluk Fania. "Astaga! Gue kangen banget." Gadis itu memeluk Fania erat. Arsen hanya tersenyum melihatnya. "Eh, bagaimana kalian berdua bisa masuk ke sini?" Dyra menatap keduanya, setelah perlahan melepaskan pelukannya. "Kak Arsen ngaku, kalau gue istrinya. Dan gue mau periksa kehamil

