Rei membangunkan Mina karena matahari sudah menunjukkan keperkasaannya. Pagi itu cerah dan hangat. "Bangun pemalas!" Rei menggoyangkan tubuh Mina. "Duh, hari ini kan libur, biarkan aku bangun siang," ucap Mina menarik selimut. "Gara gara perjalanan kita kemarin, aku lelah sekali. Sumpah kakiku pegal." Rei hanya tertawa, "Kamu melewatkan kejadian semalam." "Hah? Ada apa?" Mina langsung duduk. "Insiden lagi. Kali ini Marri," ucap Rei sambil menghela nafas. "Aku tak mengerti. Motifnya apa? Kenapa terus berulang?" "Serius?" Mina terkaget kaget. "Emica, Nara, lalu sekarang Marri. Apa sih tujuannya?" "Aku juga tidak paham," Rei menggelengkan kepalanya, "Hanya saja, kita harus waspada. Dia melukai lengan Marri hingga berdarah." "Sama seperti yang dilakukannya pada Emica?" tanya