PANAS, PANAS

1709 Kata

Rei menyanggupinya. "Aku coba," ucapnya. Sekilas, ia melihat ke arah Ryu yang seperti mencemaskannya. "Ini mudah saja, aku masuk, cek dan keluar lagi," Rei bersikap acuh tak acuh. Ia merapikan pakaiannya agar tidak ada yang menyangkut. "Aku masuk," Rei kemudian mencoba masuk dengan posisi menyamping. Ia melangkahkan kaki kirinya terlebih dahulu, kemudian kaki kanannya. Ia agak bersusah payah mengecilkan perutnya agar bisa melewati celah batu tersebut. Sampai akhirnya, ia bisa masuk ke ruangan berisi sarkofagus tersebtu. "Bagaimana Rei?" Kenta mengajaknya bicara dari celah batu tersebut. "Jujur, aku merinding. Udara di sini dingin sekali," Rei sedikit bergetar. "Ba-bagaimana kalau sarkofagus itu tidak kosong?" Rasa takut mendadak menjalar di sekujur tubuhnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN