Ryu melompat turun dari batu yang menjadi pijakannya. "Apa yang kamu lihat?" Tanya Juna. "Ada prasasti di sekeliling tembok batu ruangan dan ada batu besar seperti sarkofagus," jawab Ryu menarik nafas panjang. Adrenalinnya seperti terpacu. Menemukan benda benda bersejarah penuh misteri ini seperti membangkitkan semangatnya. Kalau aku tidak menjadi pemain bola, mungkin menjadi arkeolog. Ini sungguh membuat tubuhku memanas. Ryu lalu mengingat Rei. Ok, ada tiga hal yang membuatku panas. Pertama, Kirei Ganeeta. Kedua, sepak bola. Ketiga, sejarah. "Ah, aku penasaran," Juna menggaruk rambutnya. "Aku pinjam kamera," Ryu menatap kamera kecil untuk vlog yang ada di tangan Chiko. Chiko menyodorkan kameranya, "Kamu tinggal tekan tombol ini." "Ok," Ryu kembali menaiki batu ya