DEWA YUNANI

1022 Kata
Rei mengetuk ngetukkan balpoin ke mejanya. Hari ini agenda technical meeting bersama Ryuga Guinendra. Rei merasa gundah dan bingung kalau terus berpura pura tidak kenal. Aku tidak ingin juga sok akrab atau apa,. Tapi pura pura tidak kenal kok rasanya tidak pas juga. Ah, sudahlah jangan banyak berpikir, pergi saja dulu. "Chiko.. Kita pergi sekarang, tim sudah siap?" Rei bertanya pada Chiko, asisten produser. "Siap. Kamu tidak lihat, tim malah datang pagi pagi. Mana mungkin mereka telat atau ogah ogahan kalau ketemu bintang sekelas Ryuga Guinendra!" Chiko menunjuk ke arah dua orang anggota tim yang menatap Rei penuh harap. Rei pun tergelak, "Kalian memelas begitu. Tumben mau kerja jadi semangat begitu..." "Cepat lah Rei..." Mina, sang penulis naskah menarik tangannya. "Iya, iya.." Rei pun bangkit dari kursinya. "Eh, sebentar, Kenta mana?" Kenta adalah sutradara dari program Dating Inferno tersebut. "Tuh," Chiko menunjuk ke balkon. Sang sutradara tampak sedang merokok dengan syahdu. "Ih, Ryuga itu paling tidak suka bau rokok! Jangan sampai asap rokok melekat di tubuhnya. Ambil parfum... Semprot si Kenta!" ucap Rei panik. "Serius? Ryu tidak suka bau rokok?" tanya Juna, asisten sutradara. "Darimana kamu tahu?" Rei berdehem, "Ehm.. Tahu saja. Intel, intel.. Sama seperti kalau ketemu narasumber, pelajari dulu sebelum ketemu.." Aduh! Hampir saja... Aku tidak tahu, apa hal itu diketahui banyak orang atau tidak ya? Ia tahu soal ketidaksukaan Ryuga pada bau rokok gara gara kedekatannya di masa lalu. Mina membuka buka laci mejanya dan mencari cari sesuatu. "Rei, tidak ada parfum. Biasanya aku menyimpannya, tapi kenapa tidak ada ya?" ucap Mina. "Aku juga tidak bawa parfum..." Rei mencari cari di tas dan laci mejanya. "Ada pewangi atau apa tidak?" Rei menatap Chiko dan juga Juna. Chhiko membuka laci mejanya dan melihat semprotan kecil, "Aku ada pelicin pakaian. Tr*ka. Ini saja?" "Iya, yang penting jangan bau rokok," Rei mengangguk. Chiko pun melangkah ke arah balkon dan bicara pada Kenta. Lelaki berambut gondrong itu terlihat melotot kesal, tapi kemudian mematikan rokoknya dan dengan pasrah menerima semprotan Tr*ka di bagian depan dan belakang tubuhnya. Tak lama, keduanya masuk ke dalam ruangan. Semilir bau merek pelicin pakaian terkenal itu pun langsung mengganggu indera penciuman. "Waduh! Berapa banyak kamu semprotkan? Rei menutup hidungnya. Mina ikut mengibas ngibas tangannya agar tidak mencium bau Tr*ka yang terasa menyengat. "Ini berlebihan ihhh.." Mina mengomel. "Kalian pusing mencium baunya? Apalagi aku?" Kenta geleng geleng kepala. Chiko hanya tertawa terbahak bahak. "Sudahlah, Kita pergi sekarang? Lebih baik datang awal daripada telat," ucap Chiko sambil melihat jam di tangannya. "Ya, ya, ya," Rei mengangguk. "Kita pergi." "Kenta," Rei menoleh, "Please jaga jarak..." Chiko, Mina dan Juna hanya bisa tergelak. Mereka pun berjalan ke arah basemen tempat mobil perusahaan terparkir. Kaca jendela mereka buka sebesar besarnya agar bau menyengat itu bisa hilang. "Ah payah.. Hilang bau rokok, datang bau Tr*ka..." Mina masih saja menutup hidungnya. Kenta dengan sengaja mendekat ke arah Mina agar baunya melekat di tubuh rekan kerjanya itu. "Ihhh!! Sudah! Makanya stop merokok!" Mina mendorong tubuh Kenta agar menjauh. "Rei, please berikan aku privilege duduk di kursi depan!" Mina merengek karena kesal. "Tidak, tidak.." Rei tergelak, "Aku tidak mau parfum chanel coco mademoiselle ku yang luar biasa mahal terkontaminasi Tr*ka." "Ahh.. Kesal aku kesal! Sudah diputuskan! Tidak ada merokok setiap kali mau technical meeting!" Mina berteriak. Suasana mobil van dengan lima orang penumpang tersebut terasa riuh dan ramai hingga akhirnya tiba di Grand Hotel Amarta. Mereka berlima turun dari dalam mobil dan bergerak ke ruangan manager on duty. Sesuai arahan yang mereka terima dari manajer Ryuga Guinendra yang bernama Yuma Gou, setibanya di hotel, mereka meminta antar manager on duty untuk naik ke lokasi kamar bintang sepakbola ternama tersebut di President Suite 2013. Manager on duty pun bergerak menuju lift mendampingi mereka menuju kamar Ryuga. "Silahkan, saya tinggal dulu," ucapnya. Rei mengangguk. Ia pun kemudian membunyikan bel. Sosok lelaki bermata sipit dengan penampilan atletis membuka pintu, "Dari ENT TV?" "Betul," Rei menjawabnya sambil memperlihatkan ID Card miliknya dan juga kepunyaan Kenta, Chiko, Mina dan Juna. Yuma memeriksa satu persatu dan memastikan nama di setiap ID Card sesuai dengan daftar yang diterima sebelumnya. "Ok, silahkan masuk," ucapnya. "Maaf, dengan Bapak Yuma?" Rei memastikan. "Iya, saya manajer Ryuga Guinendra," jawabnya. "Saya Rei, produser program Dating Inferno. Ini Mina penulis naskah, Kenta sutradara, Juna asisten sutradara dan Chiko asisten produser," Rei memperkenalkan tim yang ikut bersamanya. Rei, Mina, Chiko, Kenta dan Juna masuk ke dalam kamar hotel. Sekilas Rei melihat kalau ruangan utama hanya terdiri dari sofa sofa besar nan mewah. Namun tidak ada sosok Ryuga Guinendra di dalamnya. "Tunggu sebentar, Ryu masih latihan dan terapi," ucap Yuma sambil berjalan masuk ke sebuah ruangan lain. Tak lama, Yuma keluar bersama Ryuga. Rei dan Mina tanpa sadar melongo dengan membuka mulutnya. Sosok Ryuga keluar dari ruang sebelah mengenakan celana pendek sambil bertelanjang d**a dengan handuk melingkar di lehernya. Rambutnya basah oleh keringat dan cucuran peluh membasahi kening, pipi, rahang hingga ke lehernya. Mina dengan cepat mencubit paha Rei, begitupun Rei yang tidak berkedip menatap mantan kekasihnya itu. Selang bertahun tahun kemudian, tubuh Ryuga berubah drastis. Di-dia berubah seperti patung Dewa Yunani. Apa boleh aku menyentuh perut six pack mu itu? Ohh... "Aku ingin memeluknya, OMG!" Mina berbisik di telinga Rei sambil menahan luapan rasa. "Izinkan saya mandi dulu," ucap Ryu. "Saya baru selesai latihan dan terapi akibat cedera." "Ti-tidak apa apa.. Ti-tidak mandi juga tidak masalah," Mina menggumam. "Apa?" Ryu mengerutkan keningnya sambil menatap Mina. Mina langsung membelalak kaget ketika menyadari Ryuga melihat ke arahnya, "Ti-tidak. Ma-maaf mulut saya bicara sendiri." Juna yang duduk di sebelah Mina langsung menyikutnya. Ryuga hanya tersenyum simpul, "Saya mandi dulu..." Ia pun melangkah pergi. Yuma mengikutinya. Tak lama ada satu orang keluar dari ruang tempat Yuma dan Ryu keluar. Sepertinya fisioterapis. Orang tersebut keluar tanpa berbasa basi. Setelah pintu tertutup, Mina langsung menoleh ke arah Rei, "OMG! Aku mimpi atau tidak? Ryuga bicara padaku. Pada kita!" "Ryuga atau Dewa Yunani itu beda tipis," Mina mengelus dadanya yang berdebar tidak berhenti. "Kapan juga kamu lihat Dewa Yunani?" Chiko tergelak. "Di film.." Mina tertawa. Rei hanya diam. Jantungnya berdebar kencang tak menentu. Apa yang ada di hatinya bertahun tahun lalu seperti muncul kembali. Oh.. Jangan please.. Bagaimana ini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN