92. Menyadari Kesalahan Sebelum Wafat

1977 Kata

“Ini lah akibatnya keras kepala.” Adam hanya melengos mengabaikan umpatan Rama. Saat ini dirinya telah terbaring di ranjang rumah sakit karena penyakit lambungnya kumat. Dan wajar saja jika Rama marah, pasalnya pria itu sudah mengingatkan pria tua itu untuk makan mengingat memiliki riwayat penyakit lambung. Sekarang, pria itu benar-benar ambruk. “Sudah lah, yang penting kakek baik-baik saja,” sahut Jenie. Ia tahu Adam pasti kehilangan nafsu makan melihat keadaan Sarmilah. Rama masih menekuk wajah. Ia benar-benar kesal. Namun, rasa kesalnya itu semata karena ia mengkhawatirkan kakeknya. “Kalau begitu aku menyusul Bi Sar. Dia pasti sangat khawatir,” ujar Jenie kemudian keluar ruangan menuju kamar Sarmilah dirawat. Sesampainya di sana, ia langsung disambut pertanyaan oleh Sarmilah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN