Rama terdiam cukup lama. Ia tak mengerti kenapa Jenie tiba-tiba mengatakan kalimat itu. “Kenapa tiba-tiba?” “Tidak apa-apa. Aku hanya ingin. Aku hanya merasa ….” Jenie menggantung ucapannya seakan berpikir ulang apakah harus mengatakannya atau tidak. “Apakah aku terlalu lancang? Maksudku, aku tidak meminta izin padanya sebelum kita menikah. Meski pernikahan ini palsu, tapi tetap saja aku menggantikan posisinya. Posisinya sebagai istrimu,” lanjut Jenie di mana ia menjeda sejenak kalimat terakhirnya. Rama hampir saja menyela saat Jenie mengatakan ia telah mengganti posisi Zia. Rama masih menyangkal jika posisi Zia di hatinya telah tergantikan. Namun, saat Jenie mengatakan kalimat terakhir, ia merasa Jenie menyadari posisinya bahwa tak mungkin menggantikan posisi Zia. Dan entah kenapa