“Halo?” Jenie mengangkat panggilan meski tak tahu nomor siapa yang menelponnya. Namun, ia merasa menyesal saat mendengar suara Deri. “Halo, Jen. Ini aku.” Jenie memijit kecil kepala dan berniat mematikan sambungan telepon. Akan tetapi, Deri mencegahnya seakan tahu ia akan mengakhiri panggilan mereka. “Tunggu dulu, Jen. Jangan matikan dulu, aku ingin bicara denganmu.” Jenie melirik sekilas ponsel yang menempel di telinga seakan ia begitu malas. “Kurasa tidak ada yang perlu dibicarakan.” Setelah mengatakan itu, Jenie segera mengakhiri panggilan. Jenie menatap ponselnya dalam diam setelah panggilan berakhir. Ia merasa ada yang aneh dengan dirinya sendiri. Saat mendengar suara Deri, ia sama sekali tak merasakan hatinya bergetar. Padahal, dulu setiap kali mendengar suara Deri dan bertat