Dahi Rama tampak berkerut. Ia pun menjawab, “Tidak.” “Tidak?” gumam Jenie. Ia bahkan belum mengatakan apapun pada Rama. Rupanya, apa yang Jenie katakan bahwa ia ingin ikut hanyalah bayangan Rama. Jenie menatap Rama dengan mata berkedip pelan seakan menunggu pria itu memberi penjelasan. Rama memijit pangkal hidungnya. Padahal ia sengaja ke luar kota untuk menghindari Jenie sekaligus mencari jawaban dari keanehan yang ia rasakan. Tapi, ia justru berimajinasi Jenie menuntut untuk ikut dengannya. Derit kursi terdengar saat Rama berdiri. “Terserah. Aku berangkat hari ini.” Setelah mengatakan itu ia pun berbalik dan melangkah pergi dari dapur meninggalkan Jenie yang menatap punggung. Jenie mengembuskan nafas dari mulut setelah Rama tak lagi terlihat. Ia kembali mengarah pandangan ke ar