94. Bulan Madu Kakek Tua

1016 Kata

“A- apa? Bu- bulan madu?” Sarmilah terkejut saat Rama menawarinya dan Adam bulan madu. Rama mengangguk. “Waktu itu kakek mengatur bulan maduku, jadi kurasa sekarang saatnya Rama yang mengatur bulan madu untuknya,” ucapnya. Jenie menjentikkan jari dan mengerlingkan mata lalu mengatakan, “Benar sekali. Kakek dan nenek harus pergi bulan madu.” Sarmilah melirik Adam yang duduk di sampingnya di mana pria tua itu hanya diam. Membicarakan bulan madu membuatnya teringat malam pertamanya dengan Adam waktu itu. Apakah Adam akan setuju? Adam tetap diam kemudian melirik Sarmilah dan melihat wanita itu tampak gugup dan gusar. “Bagaimana menurutmu?” Bulu kuduk Sarmilah seakan berdiri semua mendengar pertanyaan sang suami. “A- aku?” gumamnya dengan suara bergetar. Jujur saja ia merasa malu.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN