Rama menahan geraman saat Jenie duduk di atas pangkuan membenam habis miliknya. Erangan Jenie pun terdengar dengan ia yang semakin memeluk Rama erat. Mungkin ia sudah gila dengan bersedia melakukannya kembali dengan Rama. Tapi, ia tak dapat mengatakan tidak. Bukan semata karena menuruti perintah Rama tapi, karena tubuhnya seakan menerimanya dengan lapang. Rama semakin menggeram kala Jenie mulai menaik turunkan tubuhnya setelah terdiam selama beberapa saat memberi miliknya pijatan dalam lorong yang hangat. Ia mengeratkan pelukan, memeluk pinggang ramping Jenie dan membantunya mereguk kenikmatan yang sama dengan menggerakkan pinggulnya. Desahan Jenie pun terdengar merasakan posisi yang baru pertama kali mereka lakukan. Posisi yang membuatnya dimabuk kepayang oleh setiap hentakan. Tiba-ti