“Kita menjadi pusat perhatian,” bisik Jenie dengan setengah mencondongkan tubuhnya ke arah Rama yang duduk di depannya. “Jika kau lupa, kau yang ingin kita makan di sini. Aku sudah mengajakmu makan di luar,” timpal Rama mengingatkan. Jenie mengetuk kecil kepalanya dengan kepalan tangan seperti seekor kucing dan menjulurkan ujung lidah dengan kedipan sebelah mata. Meski begitu ia tak berniat membela diri karena memang dirinya lah yang mengajak Rama makan di kantin. Rama melebarkan mata sekilas kemudian membuang muka mengalihkan pandangannya dari Jenie. Jenie seperti seekor kucing kecil yang manis dan manja menciptakan gemuruh aneh di dadanya. ”Hei, kalian lihat itu? Lihat sikap Pak Bos, wajahnya merona,” bisik Popy yang sedari tadi memperhatikan Rama dan Jenie. Bukan hanya dirinya, C