Rindu menatap Seno dengan pandangan sayu. Gejolak di dalam dirinya kian menguat, seiring dengan sentuhan-sentuhan lembut yang gencar Seno layangkan padanya. Membuat dirinya menjadi semakin tidak berdaya karena rangsangan tersebut. Di atasnya kini, Seno masih menatapnya dengan seringai nakal. Kobaran api di dalam tatapannya membuat Rindu ikut terbakar. Dia ingin Seno mempermainkannya. Menyentuhnya sampai ke titik terdalamnya. Lalu melebur bersama dalam gairah yang menyenangkan ini. "Sentuh Rindu, Paman. Hancurkan Rindu dengan milik Paman Seno yang perkasa." suara Rindu tercekat ketika mengatakan kalimat nakal tersebut. Senyum di bibir Seno semakin melebar. Tatapannya berubah hitam pekat dengan d**a bergemuruh hebat. Ucapan Rindu barusan benar-benar berimbas kuat pada dirinya. "Tentu, Sa