Sedari tadi Rindu sudah beberapa kali memutar tubuhnya kesana kemari di atas ranjang. Jam dinding sudah menunjukkan pukul satu pagi. Namun tak ada tanda-tanda gadis itu akan tertidur. Helaan napas berat terdengar dari bibir kecil Rindu. Gadis itu tengah berbaring terlentang, dengan iris beningnya menghadap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang. Mengingat apa yang telah terjadi di antara dirinya dan Seno beberapa jam lalu di bengkel. Rasa sedih baru mendera hati Rindu saat ini. Namun sudah terlambat jika gadis itu ingin menyesalinya. Dia bahkan menikmati apa yang Seno lakukan pada tubuhnya. Rindu kembali menarik napas beratnya. Rasa sesak berkerumun di dalam hatinya saat ini. Memang benar dia telah memutuskan untuk melakukan apapun demi membalaskan dendamnya. Bahkan Rindu akan